Booking.com

Aceh Sudah Merdeka, Ke Medan Harus Pakai "Visa"?

Siapapun boleh saja memaknai bahwa judul tulisan ini berbau subversif (makar), provokatif dan bertentangan dengan semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena memang begitulah makna tulisan ini bila dibaca dari judulnya.

Tapi tunggu dulu, bukan itu inti dari tulisan ini. Judulnya sengaja dibuat sedemikian rupa, karena pembaca pun sudah sangat jenuh dengan topik ini, betapa tidak, hal ini sudah bertahun-tahun diangkat ke permukaan, tapi belum juga ada perubahan.

Ini adalah tulisan yang kesekian kalinya dibuat untuk mengkritisi ulah Aparat "Pembegal" Hukum yang senantiasa bertindak diskriminatif terhadap warga Aceh saat menyeberang ke Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sebelumnya telah banyak tulisan serupa, dibuat dengan harapan akan adanya perubahan sikap dari para pengambil kebijakan, untuk memastikan hal tersebut tidak lagi terulang, seperti "Karena BL Kita Dihina" yang ditulis oleh Sdr. Muhajir Juli di blognya.

Media Lokal dan Nasional juga sebenarnya sudah sangat sering menyoroti ulah Aparat Polisi Lalu Lintas Sumatera Utara yang selalu mencari-cari kesalahan Pemilik Kenderaan ber-Plat BL dari Aceh, tapi semua tulisan atau berita terkait masalah tersebut hanya dianggap sebagai angin lalu semata. Kita memang sempat mendengar atasan mereka bersikap reaktif di media, namun hal itu tidak juga memberikan efek apa-apa, bahkan aksi pemerasan terhadap pemilik Plat BL terus meraja-lela.

Dalam tulisan ini kami sengaja tidak lagi menggunakan istilah oknum untuk para pelaku pemerasan tersebut, karena berdasarkan data dilapangan, kegiatan yang mereka lakukan itu sudah sangat sistematis dan terkesan seperti dilegalkan, bukan lagi dilakukan oleh satu dua orang saja. 

Bukti teranyar dari aksi kriminal berjamaah yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya menegakkan hukum tersebut adalah dengan beredarnya sebuah video aksi pemalakan terhadap Pemilik Mobil Plat BL yang direkam di Pos Polantas Binjai, SUMUT. Di video tersebut terlihat jelas bahwa aksi pemerasan ini dipraktekkan secara terorganisir hingga ke kantor mereka pada malam hari.

Mereka (Polantas SUMUT-red) tampak mencari-cari kesalahan pengendara plat BL, kejadian ini sudah menjadi rahasia umum, namun ironinya masalah "oknum begal negara" yang difasilitasi pemerintah ini tak kunjung selesai juga.

Video tersebut di upload oleh salah seorang pengguna Facebook yang berasal dari Kota Langsa, Aceh pada 4 april 2015, seperti dilansir Ikhwanesia.


Penasaran? Berikut videonya:



Disamping video diatas masih banyak lagi bukti-bukti otentik berupa testimoni para korban yang menceritakan bagaimana mereka diperas oleh Polisi SUMUT di akun media sosialnya masing-masing, bahkan Wagub Aceh pun pernah merasakan aksi bejat tersebut dan menceritakannya kepada wartawan.

Perlakuan yang diterima warga Aceh ini sudah sangat kelewatan, seolah-olah Aceh ini sudah seperti bukan lagi bagian dari Indonesia, bahkan di negara orang pun bangsa Aceh jarang diperlakukan semena-mena, sebut saja di Malaysia misalnya.

Padahal Kepolisian Aceh tidak pernah membeda-bedakan antara pemilik Plat BK (SUMUT) dengan Plat BL (Aceh), pemilik kenderaan ber-Plat BK bebas wara-wiri di wilayah hukum Polda Aceh, lalu kenapa saat warga Aceh ke SUMUT dianggap seperti "Alien"?

Aceh baru saja berdamai dengan Indonesia dan mengakhiri perang selama lebih dari 30 tahun. Seharusnya Polda SUMUT bisa lebih bijaksana dalam menyikapi masalah ini, jangan kikis lagi rasa cinta tanah air masyarakat Aceh yang baru beberapa tahun sejak penanda-tanganan MoU Helsinki mulai disemai kembali. 

Pak Kapolda SUMUT yang terhormat: Jika anda sempat membaca tulisan ini, mohon segeralah bertindak. Masyarakat Aceh tidak butuh omongan besar anda di media, tapi yang dibutuhkan adalah aksi nyata dari anda. Jangan biarkan ulah anak buah anda tersebut dimaknai sebagai pengakuan secara "De Facto" bahwa Aceh ini sudah bukan lagi bagian dari NKRI.

Kutipan-kutipan haram yang dilakukan oleh anak buah anda tak ubahnya seperti pungutan Visa untuk WNA saat mereka hendak menginjakkan kakinya ke wilayah Indonesia. 

Pak Kapolda SUMUT, untuk terakhir kalinya kami masih percaya bahwa uang tersebut tidak sampai masuk ke kantong anda, jadi kenapa tidak anda sikat saja bajingan-bajingan kecil itu sampai keakar-akarnya?


Comments
Facebook Comments by The Atjeh Care


Top