Booking.com

Reintregasi Mantan Kombatan GAM Kembali "Bak Geo Cangkoy”

Inilah kondisi yang dialami oleh mantan kombatan GAM hari ini, reintegrasi tanpa pembinaan sama juga dengan membiarkan goresan luka ditubuh tanpa mengobatinya hingga luka yang semula cuma sedikit lama-lama akan menjadi borok yang sulit diobati. Kalau dalam bahasa buku MoU “Eks kombatan akan reintegrasi/kembali ke masyarakat biasa”, cuma kembali bak geo cangkoy (Gagang cangkul).

Pasca damai tahun 2005 lalu sampai hari ini, tahun 2014 masih banyak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, kejadian demi kejadian baik menggunakan senjata api atau sajam, rata-rata melibatkan mantan kombatan GAM. Ini harus kita sadari dan kita fahami bersama, baik saya yang menulis atau kawan-kawan eks kombatan lainnya di seluruh Aceh.

Kita semua mengalami nasib yang sama, cuma saya lebih beruntung dari teman-teman lain, karena 9 tahun sudah kita lewati proses damai ini saya tidak pernah terlibat dalam aksi kriminal apapun. Dan sampai hari ini Allah masih menyelamatkan saya, hingga bisa berkumpul dengan keluarga walau dalam kehidupan yang sangat sederhana. Saya mencoba memulai hidup baru, hidup tanpa masalah.

Bagi eks kombatan yang masih diberi umur panjang, masih diselamatkan oleh Allah juga bisa berakit-rakit untuk memperjuangkan nasib dirinya masing-masing, karena kondisi hari ini sudah berbeda dengan kondisi sebelum Aceh damai.

Saya tidak mampu berbuat apa-apa untuk memperjuangkan aspirasi kawan-kawan, saya cuma bisa menulis dan terus menulis hingga tulisan tulisan saya bisa dibaca oleh seluruh rakyat Aceh khususnya dan warga Indonesia pada umumnya. Kita semua tidak ingin kembali ke masa lalu, tapi yang kita inginkan masa depan yang lebih baik dari masa lalu.

Karena waktu terus berjalan dan waktu tak akan bisa kita hentikan, dengan waktu yang tersisa serta dengan segala kewenangan yang ada seyogyanya para pemimpin di Aceh dan pemimpin pusat untuk lebih serius dalam menyikapi setiap persolan di lapangan hari ini. Karena akar permasalahan pasca damai Aceh cuma satu, pembinaan eks TNA.

Sekali lagi saya tekankan pada stake holder agar duduk bersama baik DPR Aceh dan tokoh perdamaian untuk menyikapi secara serius tentang kondisi mantan kombatan hari ini. Jangan pernah menyepelekan setiap kejadian, karena itu akan menjadi bumerang bagi perdamaian Aceh secara permanen. Karena apapun anggapan kita, mantan kombatan adalah mantan Tentara atau mantan pasukan perang yang telah diajarkan untuk memegang senjata. Mereka di didik untuk berperang bukan di didik untuk mengembala sapi atau untuk mencangkul sawah.

Jadi apapun anggapan selama ini sangat keliru, kalau mantan kombatan pemalas atau bermacam anggapan dari orang-orang yang sama sekali tidak tahu persolan. Semua butuh proses, semua yang kita inginkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Maka para anggota DPRA wajib membuat satu qanun/aturan untuk pembinaan mantan kombatan dan pembinaan anak yatim, imbas konflik dan korban konflik.

Jangan pernah jenuh dalam menyikapi semua permasalahan di lapangan hari ini, karena mereka semua adalah bagian dari kita.

Malam ini saya berfikir, apa yang harus saya tulis agar bermanfa’at untuk kawan-kawan dan untuk diri saya pribadi. Inilah yang bisa saya tulis malam ini melalui Hp Blackberry yang sudah 9x rusak, tapi alhamdullilah, saya masih bisa menulis pemikiran-pemikiran untuk kebaikan kita bersama, agar seluruh persoalan sosial, ekonomi dapat selesai secara tuntas.

Dengan adanya satu qanun/aturan yang dibuat oleh DPR Aceh maka Gubernur selaku perwakilan Pemerintah RI di Aceh bisa lebih fokus dalam membuat program-program permanenisasi perdamaian hingga semuanya akan teratasi. Inilah harapan saya kepada pimpinan di Banda Aceh dan para pencetus perdamaian yang sudah bersusah payah hingga terlaksana sebagaimana mestinya.

Tulisan saya ini juga diilhami kutipan kata-kata mutiara James A. Michener yang berbunyi,”Jika anda tidak melakukan apa-apa terhadap hidup anda, maka seberapa lama anda hidup tidak memiliki arti apa-apa lagi”. Semoga para pembaca dapat memakluminya karena yang menulis bukan tokoh intelektual atau seorang akademisi lulusan Universitas. Saya menulis atas inisiatif saya sendiri selaku mantan kombatan dan selaku Rakyat Aceh yang cinta Aceh dan cinta damai. Amin ya rabbal alamin…

Imran Nisam seorang mantan Kombatan pro perdamaian.

Oleh: Maz Joyo | http://www.kompasiana.com/MataAceh


Comments
Facebook Comments by The Atjeh Care


Top